kajian ke 6

kajian ke 6

Re: kajian ke 6

by 2003401051013 MUHAMMAD KHOIRUR ROZIQIN -
Number of replies: 0

A. Secara historis pengenalan term ahlussunah waljama’ah sebagai suatu aliran,Baru mulai nampak pada ashab al-asy’ary (asya’irah—Sunni). Mereka itu adalah al-Baqillani (403 H), al-Bagdadi (429 H), Al-juwaini (478). Meskipun demikian tidak Berarti secara tegas mereka membawa bendera aswaja sebagai madzhabnya. Baru Pernyataan itu mulai tegas ketika al-Zabidi (1205 H) dalam Ithaff Sadat al-Muttaqin(syarah Ihya ulumu al-din) mengatakan idza uthliqa ahlussunah fa al murad bihi al-Asya’irah wal maturidiyah ( jika diungkapkan kata ahlussunah, maka yang dimaksud Adalah penganut al-Asy’ari dan al-Maturidi).

B. Sebab-sebab tata cara Pendapat pendapat / mazhab penyebab persepsi persepsi dalam ushul fiqh dan fiqh serta perbedaan interpretasi atau penafsiran mujtahid.

C. Munculnya dua kecendrungan ini dapat dipahami,terutama karena adanya dua latar belakang historis dan sosial budaya yang berbeda. Ahlal-hadits muncul di wilayah Hijaz adalah karena hijaz khususnya Madinah dan Mekkah adalah wilayah tempat nabi bermukim dalam mengembangkan islam.

D. Ushul fiqh baru lahir pada abad kedua hijriah. Pada abad ini daerah kekuasaan umat Islam semakin luas dan banyak orang yang bukan arab memeluk agama Islam. Karena itu banyak menimbulkan kesamaran dalam memahami nash, sehingga dirasa perlu menetapkan kaidah-kaidah bahasa yang dipergunakan dalam membahas nash, maka lahirlah ilmu ushul fiqh, yang menjadi penuntun dalam memahami nash.

E. Perbedaan Pemahaman (Pengertian) Tentang Lafadz Nash, Perbedaan Dalam Masalah Hadits, Perbedaan dalam Pemahaman dan Penggunaan Qaidah Lughawiyah Nash, Perbedaan Dalam Mentarjihkan Dalil-dalil yang berlawanan ( ta’rudl al-adillah), Perbedaan Tentang Qiyas, Perbedaan dalam Penggunaan Dalil-dalil Hukum, Perbedaan dalam Pemahaman Illat Hukum, Perbedaan dalam Masalah Nasakh

F. kelompok yang membuat hadits palsu berasal dari kelompok-kelompok politik. Guna mendukung pendapatnya, para politikus di era kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib berupaya mencari ayat-ayat Alquran. Para politikus itu berupaya membentengi pendapat-pendapatnya dengan ayat-ayat Alquran.