kajian ke 6

Sudahri

Sudahri

oleh 2003401051041 SUDAHRI -
Jumlah balasan: 0

Memahami hakikat aswaja perspektif historis tidaklah bisa diabaikan. Tentu,

tidak dengan cara memahami dan menghayatinya secara pasif, stagnan, lebih-lebih

mengkultuskannya (sebagai doktrin). Lebih dari itu, bermaksud ingin

memposisikannya sebagai hazanah peradaban hidup yang dinamis dan progresif yang

senantiasa terbuka untuk melakukan proses dialektika sesuai dengan tuntutan

situasional dan kondisional kerangka pemahaman anak zaman yang dominan. Dengan

cara itu, sifat dinamis hazanah peradaban mulai dari bagaimana para ulama dan pakar

ketika itu mengkonsepsikan, mendoktrinkan, dan mengimplementasikannya sebagai

wujud tesis mereka yang monumental kala itu, hingga melahirkan antitesis-antitesis

dan sintesis-sintesis baru yang menzaman. Logika di atas mengantarkan suatu

pemahaman bahwa tidak ada sesuatu yang kekal, tetap dan bertahan di dunia ini

kecuali perubahan-perubahan itu sendiri.