kajian ke 3

Mega Austiningsih_2003401051065

Mega Austiningsih_2003401051065

oleh 2003401051065 MEGA AGUSTININGSIH -
Jumlah balasan: 0

1. Keesaan Allah  

Tauhid Menurut Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari
Dalam pemaparannya mengenai aqidah ashhab al-hadits dan ahl al-sunnah, Imam Al-Asy’ari menulis ”Bahwa Allah SWT Tuhan Yang Esa (Wahid), Tunggal (Fard), Maha Mutlak (Shamad) tidak ada tuhan selain-Nya”.

2. Kebebasan dalam berkehendak (free will)  

Untuk menjawab pertanyaan ini, al-Ash'ari mengambil jalan tengah antara dua pendapat aliran Qadariyah dan Jabariyah. Aliran Qadari berpandangan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menentukan kemauan dan tindakannya secara bebas dan bahwa potensi tersebut telah diciptakan oleh Tuhan dalam tubuh manusia. Sekte Jabariyah memiliki keyakinan, bahwa setiap manusia dipaksa oleh takdir tanpa ada pilihan dan usaha dalam tindakannya. Di sisi lain, Jabariyah berpandangan fatal.

3. Akal dan Wahyu  

Menurut Asy’ariyah, fungsi wahyu (Al-Qur’an) dan hadits adalah sebagai pokok, sedang fungsi akal adalah sebagai penguat Nash-nash wahyu dan hadits.

Bagi kaum al-Asy’ari, karena akal dapat mengetahui hanya adanya Tuhan saja, wahyu mempunyai kedudukan penting. Manusia mengetahui baik dan buruk dan mengetahui kewajiban-kewajiban hanya karena turunnya wahyu. Dengan demikian, sekiranya wahyu tidak ada, manusia tidak akan mengetahui kewajiban-kewajibannya. Sekiranya syari’at tidak ada, kata al-Ghazali manusia tidak akan berkewajiban mengetahui Tuhan, dan tidak akn berkewajiban berterima kasih kepadaNya. Sebagai kesimpulan dari uraian mengenai fungsi wahyu ini, dapat dikatakan bahwa wahyu mempunyai kedudukan terpenting dalam aliran Asy’ariyah.

Dengan demikian, jelaslah Al-Asy’ari sebagai seorang muslim yang ikhlas membela keperayaan dan mempercayai isi Al-Qur’an dan Hadits, dengan menempatkan sebagai dasar pokok, disamping menggunakan akal pikiran yang tugasnya tidak lebih dari pada memperkuat nash-nash tersebut.