kajian ke 2

Kajian 2

Kajian 2

oleh 2003401051078 Muhammad Hanifudin Silmi -
Jumlah balasan: 0

Nama : Muhammad hanifudin silmi

Nim : 2003401051078

Prodi : Agribisnis L

Kajian 2

Biografi singkat al maturidi

Imam Abu Mansur Al-Maturidi, atau lengkapnya Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidi As-Samarqandi Al-Hanafi adalahimam aliran ahliaqidah Maturidiyyah serta seorang ahli ilmu kalam. Imam Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah pemukiman di kota Samarkand yang terletak di seberang sungai (Urbekistan Sovyet) tahun 250 H dan wafat tahun 333 H. 

Pada masanya, negeri tempat ia dibesarkan menjadi arena perdebatan antara aliran fiqih Hanafiyah dengan aliran fiqih Syafi’iyah. Termasuk perdebatan-perdebatan antara fuqaha dan ahli-ahli hadist dengan aliran Mu’tazilah dalam soal-soal ilmu Kalam.Negara-negara yang mayoritas umat islmanya berhaluan Ahlusunnah Waljama’ah yaitu: Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Turki, Mesir, India, Pakistan, Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, Somali,sudan dan masih banyak lagi.

Golongan Maturidiyah adalah golongan rasionalis yang diatributkan kepada Al Maturidi. Sumber Ushulud Dien mereka adalah rasio dan mengambil teks (Al Quran dan Sunnah) sebagai sumber kedua setelah itu.Al Maturidiyah didirikan dalam rangka untuk mengkounter golongan yang lain (seperti Mu’tazillah dan Ash’aris), akan tetapi tidak disebut Al Maturidiyah hingga setelah kematiannya.

Adapun, Syeikh Nusair bin Yahya Al Balkhie (Hanafi) meninggal tahun 368 H, hanyalah seorang Syeikh yang diatributkan kepadanya. Dia tampaknya belajar semua fiqh dari Abu Hanifah, melalui beberapa pernyataan bahwa dia belajar dari ulama Hanafi lainnya seperti Al Jauzani dan saudaranya Abu Nasr Al Ayaad.Al Imam Abu Mansur Al Maturidi digambarkan dalam buku; “Al Fath Al Mubin” (Terbuka Jelas Atas Tingkatan Ushulis), “Abu Mansur menggunakan argumen yang kuat untuk meyakinkan setiap orang, dia menggunakannya untuk mempertahankan aqidah umat muslim” Dia adalah orang yang banyak merujuk pada rasio/akal dan dari pendapat-pendapat mereka sendiri.

Mereka memberikan kepadanya titel yang menyeluruh/sempurna, sepanjang persoalan itu bisa dibuktikan, dia tidak akan mengambil pendapat ulama. Mereka mengatakan, “Dia berdiri keras melawan golongan Mu’tazillah”. Dia begitu luar biasa dalam menyerang teks (Al Quran dan As Sunnah) dengan menggunakan rasio. Dia seorang rasionalis yang mencoba membuktikan eksistensi Allah dengan hujjahnya sendiri, akan tetapi jika dia tidak mengetahui bagaimana eksistensi Allah berdasarkan Al Qur’an maka dia akan dihukum oleh Allah swt.

Abu Mansur berdebat dengan semua ulama yang tidak sependapat dengannya. Dia berdebat dengan banyak orang dari golongan Mu’tazillah dan bersatu dengan Asy’ariyy dalam melawan mereka.  Dia memilki perselisihan yang besar dengan Ahlul Hadits, dia menyaksikan pembunuhan besar-besaran antara Ahlul Hadits dan Ahlul Kalam. Kelebihan dari Imam Abu Mansur Al Maturidi adalah dia menulis banyak buku, akan tetapi dia tidak banyak mendapat dukungan dari ulama. Dia meninggal dan dikuburkan di Samarqand.

Dia dikenal adalah orang yang kuat. Dia dikenal oleh salah seorang ulama yaitu Abu Hasan An Nadawi, beliau berkata, “Abu Mansur Al Maturidi adalah seorang yang pandai, lihai dan terampil dalam semua seni.” (Rijal Al Fikri Wad Da’wah).Dia hidup pada masa yang sama dengan Abul Hasan Al Ash’ari, akan tetapi tidak ada bukti bahwa mereka saling bertemu. Namun dilaporkan bahwa mereka berdebat dan berkomunikasi melalui surat dan melalui murid-murid mereka (meslipun tidak ada bukti bahwa mereka secara nyata berkomunikasi lewat surat).Dia memiliki banyak buku termasuk, “Ushul Fiqh”, “Takfir”, “Takwil” yang dia gunakan untuk menyerang Jahmiyah dan salah satu bukunya yang terkenal yaitu “Kitabul Tauhid”

Dalam “Kitabul Tauhid”, tidak disebutkan tentang Tauhid Uluhiyah, pembicarannya 



2. pemikiran imam Muhammad Abu Manshur al-Maturidi sebagai peletak dasar teologi aswaja 

Pemikiran imam Asy'ari sebagai madzhab aqidah aswaja merupakan sebuah jalan dalam menjalani kehidupan atau menghadapi persoalan-persoalan, orang NU tidak boleh hanya bergantung pada kekuasaan Allah (pasrah) atau sebaliknya hanya mengandalkan kemampuan akal (teori atau ilmu pengetahuan). Kaduanya harus dilakukan secara bersamaan.

3. Proses Perkembangan Teologi Al-Maturidi Di Samarkand Dan Bukhara

Kelompok Samarkand adalah pengikut Abu Mansur Muhammad al-Maturidi (w. 944 M)  di mana    paham-paham teologinya lebih dekat kepada Mu'tazilah yang rasional.

Kelompok Bukhara adalah pengikut dari Yusar Muhammad al-Bazdawi (w.1100 M) yang pemikiran-pemikiran teologinya lebih cenderung kepada pemikiran al-Asy'ariyah yang tradisional.Dengan demikian sejarah perkembangan teologi Islam sebagai fakta dan realita yang mengungkapkan