kajian ke 4

jelaskan doktrin Aqidah Aswaja al-Maturidi beriut: 1. Akal dan wahyu  2. Perbuatan manusia    3. Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan    4. Sifat Tuhan 

jelaskan doktrin Aqidah Aswaja al-Maturidi beriut: 1. Akal dan wahyu  2. Perbuatan manusia    3. Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan    4. Sifat Tuhan 

oleh 2003401051006 Rowiyatun Nurul Hasanah -
Jumlah balasan: 0

1. Akal dan wahyu 

al-Maturidi ini sering kali disebut "Berada antara teoiogi Mu'tazilah dan Asy'ariyah". Sungguhpun persamaan pendapat dari aliran al-Maturidi ini terjadi di sebagian pahamnya,Pemikiran-pemikiran al-Maturidi dalam soal-soal kepercayaan didasarkan pada pikiran-pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalarn kitabnya al-Fiqh al-Akbar dan al-Fiqh al-Absath serta memberi ulasan-ulasan terhadap kedua kitab tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa al-Maturidi telah menganut madzhab Imam Abu Hanifah yang terkenal ketat dengan keabasahan akal, sebagaimana juga al-Maturidi.[6] Dalam perhelatan pemikiran teologinya, al-Maturidi telah memberikan konstribusi banyak terhadap corak dan model pemikiran baru yang dulunya konservatif-tradisionalis�Asy�arian�sehingga �membawa paham ahli al-sunnah wa al-jama'ah mampu bersaing dengan paham Mu'tazilah yang mempunyai kecenderungan memberikan otoritas penuh pada akal sampai-sampai bermaksud mengenyampingkan otoritas wahyu,untuk tidak dikatakan membuangnya sama sekali.

2. Perbuatan manusia 

perbuatan manusia bukanlah perbuatan tuhan, akan tetapi perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan. Perbuatan tuhan adalah menjadikan dan mewujudkan sedangkan yang melakukan perbuatan adalah manusia.

3. Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan   

kekuasaan tuhan bersiafat mutlak dan hanya dimiliki oleh tuhan. Tuhan berbuat apa yang dikehendakinya, dan tuhan tidak berbuat apa yang tidak dikehendakinya serta menentukan segalagalanya.

4. Sifat Tuhan 

sifat Tuhan sama dengan pendapat Asy'ariyah yang menyatakan bahwa Tuhan memiliki sifat. Maturidiyah berpendapat bahwa sifat sifat Tuhan itu Mulazamah ada bersama zat tanpa terpisah (innaha lam takun ain al-zat wa la hiya ghairuhu).