kajian ke 4

Musrifah(2003401051071)

Musrifah(2003401051071)

oleh 2003401051071 MUSRIFAH -
Jumlah balasan: 0

Nama:Musrifah

Nim:2003401051071

Kelas;L

Prodi:Agribisnis

jelaskan doktrin Aqidah Aswaja al-Maturidi beriut:

1. Akal dan wahyu 

2. Perbuatan manusia   

3. Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan   

4. Sifat Tuhan

pemikiran teologis Al-Maturidi lebih rasional dari pada pemikiran Al-Asy’ari. Pendapatnya Iebih dekat dengan Mu'tazilah, seperti dalam menjelaskan tentang Anthropomorphisme, kewajiban Allah terhadap manusia, beban di luar kemampuan manusia, pelaku dosa besar, kemampuan akal dan fungsi wahyu, pengiriman rasul serta janji dan ancaman. Tetapi juga kadang-kadang berposisi di tengah-tengah antara faham Mu’tazilah dan Al-Asy'ari, seperti dalam menjelaskan tentang sifat Allah, kalam Allah, dan perbuatan manusia. 2. Walaupun Al-Maturidi sama-sama tokoh Ahlus Sunah Wal- Jama’ah dengan Al-Asy'ari, namun secara garis besar pendapat-pendapatnya lebih dekat dengan Mu'tazilah. Ini menunjukkan bahwa pemikiran-pemikiran teologis Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak sedikit yang berdekatan dengan faham Mu’tazilah.

  konsep ‘keadilan Tuhan’, bahwa Tuhan itu hanya memunculkan perbuatan baik. 

Dia tak berkuasa untuk berlaku tidak baik. Perbuatan jelek hanya muncul dari yang mempunyai cacat, padahal Tuhan tidak punya cacat. Selain itu beliau juga mengemukakan bahwa Sabda Tuhan itu tidak qadim yang kemudian menjadi pemikiran teologis yang kontraversial. Selanjutnya lihat Harun Nasution, Islam

Berita yang bersifat umum seperti pengetahuan tentang silsilah, geografi, sejarah, politik dan lainnya.

Sumber kedua dari pengetahuan keagamaan adalah akal. 

Ada lima (5) argumen untuk memberikan kevalidan akal yaitu argumen teleologis, argumen dari alam, psikologis, sosiologis dan eksistensi. Untuk memperoleh pengetahuan yang bersumber dari akal dapat dilakukan dengan dua metode yaitu indra dan pemikiran spekulatif, baik berupa metafisika, hermeneutik maupun analogi.15 Dari pembahasan mengenai teori pengetahuan al-Maturidi tersebut nampak bahwa beliau merupakan tokoh yang independen, secara intelektual dan serius membangun teori pengetahuan teologi. Selain itu beliau mampu memadukan antara tradisi dan akal dalam kesatuan sistem melalui berbagai metode yang dikembangkannya. 

Teori pengetahuan al-Maturidi ini akan nampak dalam pemikiran teologisnya, baik yang berkaitan dengan manusia, alam dan Tuhan.

2. Pemikiran tentang Manusia

a. Peranan Akal Al-Maturidi telah mencoba memadukan antara peranan tradisi dan akal dalam kesatuan organik. Keduanya dianggap saling melengkapi dan bergantung. Persoalan peranan akal senantiasa dihubungkan dengan wahyu. Uraian berikut akan difokuskan kepada empat (4) macam persoalan yaitu :

1) Kemampuan akal untuk mengetahui Tuhan

2) Kemampuan akal untuk mengetahui kewajiban mengenal Tuhan 

3) Kemampuan akal untuk mengetahui baik dan jelek 

4) Kemampuan akal untuk mengetahui kewajiban melakukan yang baik dan mencegah dari yang jelek.

Menurut Maturidiyah Samarkand, akal mampu mengetahui persoalan 1, 2, dan 3. Adapun dalam persoalan 4 akal manusia tidak •mampu dan hanya dapat diketahui melalui wahyu. Sementara itu 

Maturidiyah Bukhara agak berbeda. Menurut kelompok ini akal

•Pemikiran tentang Tuhan

a. Keberadaan Tuhan

Dalam wacana filsafat dan teologi ada tiga argumen yang digunakan untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Ketiga argumen tersebut yaitu kosmologis, teleologis, dan ontologis. William Rowe memasukkan argumen teleologis dan kosmologis ke dalam metode a posteriori, sedangkan argumen ontologis masuk dalam metode a priori.28 Metode a posteriori merupakan cara yang berdasarkan pada prinsip atau premis yang hanya dapat diketahui melalui pengalaman manusia. Sedangkan a priori merupakan cara memperoleh pengetahuan sesuatu dengan hanya memikirkan dan memahami secara mendalam tentang alam.Al-Maturidi lebih banyak menggunakan argumen kosmologis (a posteriori) dalam membuktikan tentang keberadaan Tuhan. Argumen ini bersifat deduktif kebalikan dari argumen teleologis yang bersifat induktif. Argumen ini terdiri dari premis dan kesimpulan, misalnya :29

1) alam itu berisi makhluk hidup dan mati.

2) setiap makhluk hidup tidak mengetahui tentang permulaannya dan tak mampu menciptakan sesuatu yang sederajat dengan dirinya serta tidak mampu memperbaiki Kebobrokannya.

3) oleh karena itu makhluk hidup, diciptakan oleh sesuatu yang lain di luar dirinya, demikian pula makhluk mati