kajian ke 3

Kajian ke 3

Kajian ke 3

oleh 2003401051053 WILDAN HASANI -
Jumlah balasan: 0

Sejarah dan Doktrin-doktrin dalam Teologi Asy'ariyah dan Maturidiyah

Ahlus Sunnah Wal JamaahMayoritas ummat islam diseluruh dunia adalah pengikut Sunni atau Ahlus Sunnah. Ahlus Sunnah artinya orang-orang yang pengikut sunnah Rasulullah. Sedangkan Al Jamaah ialah jama'ah Rasulullah dan mereka adalah para sahabat (terutama yang tergolong dalam Khulafa' Al Rasyidin). yaitu orang-orang yang dijamin selamat dari api neraka.sejak timbulnya syi'ah, khawarij, mu'tazilah, qadariyah, jabariyah, murji'ah, mereka telah menyebarkan faham-faham yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits. Fitnah dan bid'ah telah mereka timbulkan, sehingga sering menimbulkan keresahan ummat.Ahlus sunnah wal jamaah ialah orang-orang yang menganut itikad yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya yang terdapat didalam alqur'an dan hadits dihimpun dan disusun secara rapi dan teratur. Adapun penyiar faham ahlus sunnah wal jamaah ialah dua ulama yang terkenal yaitu:Abu Hasan Al Asy'ary, lahir di Basrah tahun 873 M/260 H dan wafat 934 M/324 H. pengikut-pengikutnya disebut Asy'ariyah.Abu Mansur Al Maturidy, lahir di Maturidy Samarkand tahun 882 M/333 H dan wafat 944M/334 H. pengikut-pengikutnya disebut Maturidiyah.Karena peranan kedua tokoh ulama tersebut, Imam Muhammad As Zabidi mengatakan "Bila dinyatakan ahli sunnah, maka maksudnya adalah aliran Asy'ariyah dan Maturidiyah" (Sahilun A. Nasir, 1991, 150-154). Asy'ariyyah Sejarah Asy'ariyyahA Aliranini diturunkan kepada pendirinya Imam abul hasan ali bin ismail al-asy'ari, masih keturunan dari sahabat besar Abu Musa Al'Asyari. Dia lahir dikota Basrah tahun 260 H (873 M) dan wafat tahun 330 H (943 M).mula-mula berguru kepada pendekar Mu'tazilah waktu itu, bernama Abu Ali Al-Jubbai. Memang sejak semula Al-Asy'ari ini adalah pengikut paham mu'tazilah, yang pada akhirnya lebih mengarah kepada pendapat ahli-ahli fiqih dan hadits pada usia 40 tahun. Dia bersembunyi dirumahnya untuk merenungkan dan mempertimbangkan selama 15 hari di Masjid Basrah, secara resmi menyatakan pendiriannya keluar dari Mu'tazilah dan merumuskan suatu aliran teologi islam baru yang kemudian dinamai dengan namanya sendiri.