kajian ke 7

jelaskan POKOK-POKOK PEMIKIRAN IMAM YANG EMPAT berikut ini A. PEMIKIRAN IMAM YANG EMPAT 1. Pemikiran Imam Hanafi 2. Pemikiran Imam Malik 3. Pemikiran Imam Syafi'i 4. Pemikiran Imam Ahmad Bin Hambal

jelaskan POKOK-POKOK PEMIKIRAN IMAM YANG EMPAT berikut ini A. PEMIKIRAN IMAM YANG EMPAT 1. Pemikiran Imam Hanafi 2. Pemikiran Imam Malik 3. Pemikiran Imam Syafi'i 4. Pemikiran Imam Ahmad Bin Hambal

oleh 2003401051006 Rowiyatun Nurul Hasanah -
Jumlah balasan: 0

1. Pemikiran Imam Hanafi  

mazhab Hanafi dikenal sebagai Imam Ahlu ar-ra’yi serta fikih dari Irak. Ia dikenal banyak menggunakan ra’yuqiyas, dan istihsan. Dalam memperoleh suatu hukum, yang tidak ada dalam nash, kadang-kadang ulama dalam madzhab ini meninggalkan kaidah qiyas dan menggunakan kaidah istihsan. Muhammad Salam Madkur menguraikan karakteristik manhaj Hanafi, bahwa fikih Hanafi membekas kepada ahli Kufah (negeri Imam Abu Hanifah dilahirkan) yang mengembangkan aplikasi adat, qiyas, dan istihsan.

2. Pemikiran Imam Malik 

Dalam pemikirannya, prinsip dasar madzhab Maliki  adalah: Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, ‘Ijma, Tradisi penduduk Madinah (statusnya sama dengan sunnah menurut mereka), QiyasFatwa sahabat, Al-maslahah al-mursalah‘urfIstihsân IstishâbSad adz-dzarî’ahSyar’u man qoblana.
Kemudian Imam Asy-Syatibi menyederhanakan dasar fikih madzhab Maliki tersebut dalam empat hal, yaitu: Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, Ijma’, Rasio.
Alasannya: menurut imam Malik, fatwa sahabat dan tradisi penduduk Madinah di zamannya merupakan bagian dari sunnah Nabi SAW. Yang termasuk rasio adalah al-maslahah al-mursalah, sadd adz-dzar’iah, istihsan, ‘urf, dan istishab

3. Pemikiran Imam Syafi'i   

Dalam penetapan hukum Islam, Imam Syafi’i menggunakan: Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, Ijma’ sahabat, Qiyas (tetapi dalam pengguanaannya tidak luas).
Imam Syafi’i menolak istihsan sebagai salah satu cara mengistinbathkan hukum syara’. Penyebarluasan pemikiran mazhab Syafi’i diawali melalui kitab ushul fiqhnya ar-Risâlah dan kitab fikihnya al-Umm, kemudian disebarluaskan dan dikembangkan oleh para muridnya yaitu Yusuf bin Yahya al-Buwaiti (w. 231 H)

4. Pemikiran Imam Ahmad Bin Hambal 

Prinsip dasar Madzhab Hanbali adalah: An-Nushush, yaitu Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, dan Ijma’fatwa Sahabat, jika terdapat perbedaan pendapat para sahabat dalam menentukan hukum yang dibahas, maka akan dipilih pendapat yang lebih dekat dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW, Hadits mursal atau hadits daif yang didukung oleh qiyas dan tidak bertentangan dengan ijma’, dan apabila dalam keempat dalil di atas tidak dijumpai, akan digunakan qiyas. Penggunaan qiyas bagi Imam Ahmad bin Hanbal hanya dalam keadaan yang amat terpaksa.